Toleransiadalah sikap yang harus dikembangkan dalam keberagaman agar tercipta kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menerapkan sikap untuk mengerti, memahami dan menerima perbedaan antar individu. Sedangkan empati sosial adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain oleh seorang individu atau suatu
JAKARTA- Keberagaman sosial buday a tentu memiliki dampak yang cukup banyak. Dampak tersebut bisa berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan dari adanya perbedaan sebenarnya tergantung dari setiap individu. Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti mesikpun berbeda-beda namun tetap satu jua.
Tulisdan jelaskan contoh sikap positif terhadap keberagaman budaya. Question from @Niyya2 - Sekolah Menengah Atas - Ips. Jelaskan peran pemerintah dalam membina dan memelihara budaya lokal Answer. Niyya2 March 2019 | 0 Replies . Tuliskan contoh bagaimana cara menjaga dan memelihara budaya lokal
Keragamanmanusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat (Setiadi,2006).
KepalaBidang Pendidikan Dasar Dispendik Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd mengutarakan, bahwa sebagai upaya meng- upgrade kemampuan guru dalam memberikan pendidikan seni budaya kepada para siswa harus dibekali dengan kemampuan yang betul-betul terasah melalui pelatihan pembuatan bahan ajar pada mata pelajaran (mapel) seni budaya.
berikut ini adalah contoh perilaku manusia dalam bidang politik adalah. Berbicara tentang toleransi dan empati dalam hubungan keragaman dan perubahan kebudayaan, dihadapkan pada dua permasalahan Pertama, bagaimana membangun kembali semangat “saling percaya” dalam interaksi antarkomunitas atau kelompok sosial setelah berlangsungnya konflik-konflik komunal yang menggunakan sentimen suku bangsa atau etnis, agama, ras, politik, dan ekonomi di berbagai daerah. Kedua, bagaimana komunitas atau kelompok sosial dapat hidup berdampingan dengan diversitas budaya atau komunitas subkultur yang berbeda, seperti budaya kosmopolitarisme, globalisme, budaya popular, budaya etnik, dan budaya lokal yang dilahirkan oleh masyarakat multikukural. Permasalahan tersebut sangat relevan dengan semakin kuatnya penggunaan politik identitas dalam berbagai konflik komunal di masa transisi seperti terjadi dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Adapun di antara sikap toleransi dan empati sosial terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan diwujudkan dalam perilaku berikut ini. a. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya Seperti halnya pada masyarakat Indonesia, sikap saling percaya sebagai kekuatan mewujudkan komunitas humanistik atau komunitas warga civic community mengalami kemerosotan ketika kekuasan rezim Orde Baru mengatasnamakan keanekaragaman komunitas atau kelompok sosial yang membatasi kebebasan sipil dan kebebasan politik. Kekuasaan otoriter itu juga yang membangun yang kemudian disebut ideologi SARA. Dengan demikian, sesuatu bekerjanya pengendalian politik atas pluralisme menyebabkan kemampuan komunitas warga mewujudkan kehidupan yang demokratis melalui kesepakatan dan keseteraan secara politis, soltdaritas, kepercayaan truste, toleransi, serta struktur sosial yang kooperatif antarwarga, memudar digantikan oleh peran negara di seluruh sektor kehidupan. Upaya mengembalikan sikap saling percaya yang sempat goyah akibat pertikaian antarkelompok sosial, tidaklah mudah. b. Membangun Masyarakat Anti-SARA SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan atas sentimen identitas yang menyangkut suku bangsa agama, ras atau keturunan, dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan atas identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tindakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan hak-hak asasi atau mendasar yang melekat pada diri manusia. SARA yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat digolongkan ke dalam tiga kategori berikut ini. Personal, yaitu tindakan SARA yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Hal yang termasuk kategori ini adalah tindakan dan pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan, dan menghina identitas seseorang atau golongan. Institusional, yaitu tindakan SARA yang dilakukan oleh suatu institusi sosial, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau’ tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya. Kultural, yaitu tindakan SARA yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau institusi sosial yang diwujudkan dalam bentuk penyebaran mitos, tradisi, dan ide-ide diskriminatif melalul struktur budaya adalah suatu tindakan sistematis untuk memerangi masalah SARA dalam berbagai bentuk, termasuk sistem dan kebijakan diskriminatif serta sentimen-sentimen SARA yang secara tidak sadar telah tertanam dalam diri setiap anggota masyarakat sejak usia kanak-kanak. Oleh karena itu, persoalan SARA sering melibatkan persoalan kekuatan ekonomi dan politik, yang suatu kelompok berhasil menguasai kekuatan ekonomi atau politik dan tidak bersedia mendistribusikan kepada kelompok lainnya. Gerakan moral Anti-SARA berupaya untuk mengikis ketimpanganketimpangan tersebut melalui suatu sistem yang mengoreksi dan mengakomodasi ketidakadilan sosial. Dalam implementasinya, gerakan moral Anti-SARA aktif menggalang partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memerangi SARA. Penyakit sosial yang telah berusia berabad-abad ini akan terus merajalela jika tidak segera dihentikan. Walaupun penyebab timbulnya penyakit kronis ini bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat saat ini, upaya penyembuhannya merupakan tang gung jawab seluruh komponen masyarakat. Masyarakat Anti-SARA adalah sekelompok manusia, baik terikat dalam sebuah institusi maupun sebagai publik, yang sikap dan perilakunya senantiasa dilandasi dengan penuh toleransi dan empati sosial yang tinggi dalam menyikapi setiap perbedaan identitas, seperti suku bangsa, agama, ras atau keturunan, dan golongan. Mereka selalu berupaya menyingkirkan segala hal yang berbau SARA, yang ditunjukkan dengan kemampuan bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat Anti-SARA di Indonesia merupakan organisasi independen yang memperjuangkan terciptanya tatanan masyarakat yang menjunjung keadilan sosial dan persamaan hak bagi seluruh umat manusia tanpa mempedulikan latar dalam memperjuangkan aspirasinya, organisasi ini bersifat antikekerasan dan tidak mengenal batasan keanggotaan; terbuka untuk semua warga masyarakat tanpa membedakan latar belakang suku bangsa agama, ras atau keturunan, dan golongan. Sebagai institusi sosial yang bersifat nirlaba, kegiatan organisasi ini didanai oleh sumbangan masyarakat dan usaha-usaha lain yang tidak mengikat. Organisasi ini juga aktif membina kerja sama dengan berbagai institusi lainnya dalam mengembangkan dan menciptakan progam sena proyek serupa, dalam rangka membangun kerukunan SARA serta persamaan hak demi terwujudnya keharmonisan hidup bermasyarakat. Di antara tujuan didirikannya Masyarakat Anti-SARA Indonesia adalah sebagai berikut. Memerangi segala bentuk sikap dan perbuatan yang berbau SARA. Memberikan pendidikan dan penerangan kepada masyarakat tentang pentingnya sikap toleransi dan empati sosial terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan. Menggalang partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang anti-SARA. Mendorong terciptanya komunitas masyarakat yang hidup dalam keteraturan dan keseimbangan dalam keanekaragaman sosial budaya. Kebijakan Masyarakat Anti-SARA Indonesia yang dijadikan landasan dalam melaksanakan aktivitas organisasinya adalah sebagai berikut 1 Masyarakat Anti-SARA Indonesia memiliki komitmen untuk menciptakan komunitas sosial yang menghargai keaneka ragaman sosial budaya serta menghormati persamaan hak warganya. Hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif berdasarkan latar belakang suku bangsa agama, ras atau keturunan, dan golongan merupakan prinsip dasar yang tercantum dalam deklarasi hak asasi manusia. Hak dan kemerdekaan setiap manusia harus dijamin dalam implemen tasinya tanpa ada diskriminasi. Dalam konteks inilah, Masyarakat Anti-SARA Indonesia tidak toleran terhadap segala tindakan yang berbau SARA. 2 Masyarakat Anti-SARA Indonesia percaya bahwa perubahan hanya akan terjadi ketika menyadari bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama dan layak untuk dihormati, termasuk mereka yang memiliki pandangan yang sangat jauh berbeda dengan kita. Setiap orang harus tetap sadar agar terhindar dari sikap yang hanya menghargai homogenitas karena mereka serupa, sepaham, atau sealiran. Dengan memperlakukan setiap manusia dengan rasa hormat, akan tercipta perubahan. 3 Masyarakat Anti-SARA Indonesia memiliki komitmen antikekerasan, tidak saja dalam tindakan, tetapi juga dalam sikap, kata-kata, dan pemikiran. Orang-orang yang kental dengan sentimen SARA bukanlah orang yang harus dibenci. Mereka hanyalah orang-orang yang keliru menerima informasi dan gagap menyikapi keanekaragaman. Tugas utama kita yang ingin mengadakan perubahan adalah memberikan penjelasan dan informasi yang benar kepada mereka tanpa menggunakan kekerasan, kemarahan, dan Masyarakat Anti-SARA Indonesia mempunyai tugas untuk membuktikan kepada mereka yang selalu menganggap dirinya benar bahwa penilaian mereka keliru. Hal tersebut dilakukan dengan sabar dan penuh hormat agar mendapatkan peluang yang lebih baik untuk membantu mereka dalam menyadari semua sikap dan perbuatannya melalui penerangan dan penjelasan yang sistematis dan logis. Alasannya tidak ada seorang pun yang akan bereaksi positif jika dikatakan bahwa apa yang dipercayai dan dikerjakan mereka selama ini adalah keliru. Ini merupakan reaksi yang wajar jika mereka bersikap depensif dan terkadang bersikap agresif. Jika kita membalasnya dengan sikap agresif kita tidak akan mendapatkan apa-apa. 5 Masyarakat Anti-SARA Indonesia memiliki prosedur terapi yang didesain untuk menjamin kerahasiaan setiap pengaduan, juga akan mendapatkan simpati dan dukungan. Tidak akan ada tindakan hukum yang ditempuh, kecuali jika disetujui oleh yang bersangkutan dan semua proses dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, Masyarakat Anti-SARA Indonesia menerima setiap pengaduan yang mengalami perlakuan SARA atau diskriminasi. Dengan berbagai latar belakang tersebut, komunitas Masyarakat Anti-SARA Indonesia dibentuk untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak akan pernah ada keadilan dan demokrasi dalam suatu masyarakat yang memberikan peluang timbulnya diskriminasi dan agitasi atas dasar keturunan, agama, kebangsaan, kesukuan, atau golongan. Semua ini kembali kepada moralitas dan kesadaran setiap individu untuk ikut terpanggil dan menyuarakan persamaan hak dan derajat manusia tanpa melihat latar belakang mereka. Tidaklah cukup sekadar tidak bersikap diskriminatif. Setiap orang harus bangkit dan berusaha mengikis habis penyakit sosial ini dari masyarakat kita.
Kita – Pada pagi ini kami akan membahas tentang Sikap Toleransi dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya. Salah satu penghambat dari terbentuknya integrasi nasional adalah karena masyarakat yang mempunyai budaya beraneka ragam, selain menimbulkan berbagai masalah keberagaman budaya seperti terjadinya konflik sosial, culutral lag dan masih banyak lagi. Walaupun begitu, keberagaman juga mempunyai dampak positif yang sangat banyak salah satunya adalah sebagai salah satu penarik wisatawan agar datang ke Indonesia sehingga akan memberikan kontribusi devisa bagi suatu negara. Selain itu juga akan menambah lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dekat tempat wisata. Baca lebih lanjut tentang 10 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia Budaya yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia ini harus dilestarikan, jangan sampai budaya warisan leluhur tersebut hilang tenggelam oleh zaman. Jangan sampai juga budaya yang kita miliki diakui oleh negara-negara lain. Sebagai bangsa Indonesia kita harus mengedepankan persamaan-persamaan yang ada, bukan mempertajam perbedaan yang pada akhirnya dapat membuat perpecahan atau konflik. Kita harus bersatu dengan budaya yang kita miliki, kita tujukan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di dunia. Salah satu kunci kemenangan bangsa kita melawan penjajah adalah adanya persatuan, Indonesia merdeka berkat adanya tokoh-tokoh pahlawan yang mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Dari pengalaman sejarah, sudah membuktikan bahwa persatuan itu sangat penting. Untuk mencapai persatuan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dan memiliki budaya yang sangat banyak dan beraneka ragam maka diperlukan skap toleransi dan dikap empati pada setiap warga negara. Apa sih yang dimaksud dengan sikap toleransi dan sikap empati? Berikut penjelasannya 1. Sikap Toleransi Sosial Terhadap Keberagaman Budaya Definisi dari sikap toleransi adalah suatu sikap tenggang rasa yang mempunyai tujuan untuk memberikan kebebasan orang lain guna menjalankan hak yang dimilikinya. Sikap toleransi yaitu landasan utama seseorang dalam membangun kehidupan yang penuh ketenangan di lingkungan masyarakat yang multikultural. 2. Sikap Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya Definisi dari sikap empati yaitu suatu sikap yang menunjukan turut merasakan apa yang dialami oleh orang lain, yaitu dengan mencoba menempatkan dirinya dalam kondisi orang lain. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mamp membaca pesan non verbal, nada bicara, ekspresi wajah dan masih banyak lagi. Menurut Golmen, terdapat 3 karakteristik kemampuan empati yaitu sebagai berikut a. Dapat menerima sudut pandang orang lain b. Mempunyai kepekaan terhadap perasaan orang lain c. Mampu mendengarkan orang lain Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi proses empati seseorang a. Sosialisasi b. Perkembangan kognitif c. Mood dan feeling d. Situasi dan tempat e. Komunikasi Kemampuan empati dapat dilatih atau diasah, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan empati yaitu sebagai berikut a. Rekam semua emosi pribadi b. Perhatikan lingkungan luar orang lain c. Dengarkan curhatnya orang lain d. Bayangkan apa yang sedang dirasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita e. Melakukan bantuan secepatnya Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan apabila kita mempunyai rasa empati yang sangat baik yaitu a. Rasa egois hilang b. Tidak sombong c. Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri
K. Pengembangan Sikap Toleransi dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya di IndonesiaTelah diketahui bersama bahwa para pendiri Indonesia sejak awal telah menyadari keberagaman budaya sehingga penting untuk mengembangkan kerangka nilai atau etos budaya sehingga mampu mempersatukan masyarakat Indonesia dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesadaran itu dituangkan dalam UUD 1945, pasal 32 yang berbunyi Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Hal ini diperkuat lagi dalam butir penjelasannya yang menyebutkan bahwa"Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah- daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia".Berdasarkan penjelasan tersebut, nyatalah bahwa perkembangan kebudayaan bangsa yang hendak dimajukan itu tidak mungkin dibiarkan terselenggara tanpa memperhatikan keberagaman masyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam proses perkembangan masyarakat bangsa. Kita harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, gender, bahasa, kebiasaan, ataupun kedaerahan. Adanya kesetaraanSumber Indonesian Heritage 8dalam derajat kemanusiaan yang saling Gambar Sikap toleransi dan menghormati, diatur oleh hukum yang adilsimpati perlu dikembangkandan beradab yang mendorong kemajuan dan terhadap keberagaman budaya menjamin kesejahteraan hidup warganya. supaya tercipta keharmonisan dalamkehidupan berbangsa dan bernegaraKesamaan dan Keanekaragaman BudayaKesetaraan dalam derajat kemanusiaan hanya mungkin terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata sosial, terutama pranata hukum yang merupakan mekanisme kontrol secara ketat dan adil dalam mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip demokrasi dalam kehidupan nyata. Masyarakat Indonesia harus memiliki toleransi terhadap perbedaan dalam bentuk apapun. Diskriminasi sosial, politik, budaya, pendidikan dan ekonomi secara bertahap harus dihilangkan untuk menegakkan demokrasi demi kesejajaran dalam kesederajatan kemanusiaan sebagai bangsa banyak komunitas adat yang ketat membedakan antarwarga dengan bukan warga, kehadiran orang asing itu terpaksa dilalui dengan upacara adopsi untuk mempermudah perlakuan, kecuali kalau yang bersangkutan akan tetap diperlakukan sebagai orang luar atau hendak diperlakukan sebagai musuh. Hal ini tercermin antara lain dalam upacara penyambutan pejabat dari pusat di daerah Tapanuli di masa lampau. Para tamu itu biasanya disambut dengan upacara yang memperjelas kedudukannya dalam struktur sosial masyarakat Batak yang terikat dalam hubungan perkawinan tiga marga dalihan na tolu. Pada komunitas perang Dani di pegunungan Jayawijaya, di luar kelompok kerabat patrilineal, hubungan periparan antarmereka berasal dari kelompok sosial yang berlainan sangat kuat, karena itu untuk mempermudah perlakuan terhadap orang "asing", upacara kelahiran kembali biasanya dilakukan terhadap tamu yang dihormati, untuk menentukan pola-pola perlakuan yang layak dan efektif. Bahkan di masa lampau, untuk membenarkan kewenangan Gubernur Jenderal Van Imhoff, sebagai wakil ratu Belanda, yang mengundang raja Jawa sebagai penguasa tertinggi di Mataram, terpaksa diperlakukan sebagai Kanjeng Eyang Paduka Tuan Gubernur Jenderal yang menunjukkan senioritas dalam memelihara kesetiakawanan sosial kelompok suku bangsa itu biasanya mengembangkan simbol-simbol yang selain diyakini kebenarannya, juga mudah dikenal, seperti bahasa, adat istiadat dan agama. Walaupun tidak setiap kelompok suku bangsa mempunyai bahasa yang berbeda dengan kelompok lain, akan tetapi sesungguhnya lebih mengutamakan simbol-simbol yang membedakan dengan bahasa lainnya daripada kenyataan yang sesungguhnya dipergunakan oleh segenap anggotanya. Betapapun masing-masing suku bangsa merasa bahwa mereka memiliki simbol-simbol tertentu yang diyakini perbedaannya dengan simbol-simbol suku bangsa lainnya, dan berfungsi sebagai media sosial yang memperkuat kesetiakawanan sosial Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program BahasaSelain itu banyak di antara suku-suku bangsa dan golongan sosial yang terlibat dalam interaksi lintas budaya secara serasi dan bahkan melahirkan suku-suku bangsa baru sebagai hasil amalgamasi ataupun asimilasi. Salah satu bentuk amalgamasi yang melahirkan suku bangsa baru adalah yang terjadi di Batavia. Penduduk setempat yang berdatangan dari berbagai tempat dengan keanekaragaman latar belakang kebudayaan mereka itu berhasil mempersatukan diri sebagai orang Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Husni Thamrin pada tahun 1923. Masing- masing kelompok suku bangsa maupun golongan yang ada menanggalkan simbol-simbol kesukubangsaan mereka dan kemudian mengembangkan simbol-simbol kesukubangsaan baru yaitu agama Islam sebagai media sosial yang memperkuat kesetiakawanan yang berusaha memenangkan simpati dari rakyat Indonesia, terutama dengan memaksakan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi maupun dalam pergaulan sosial sehari-hari. Pengaruh kebijaksanaan tersebut sangat besar artinya dalam pengembangan budaya yang mencerminkan kesetaraan pada masyarakat Indonesia selanjutnya. Keputusan untuk memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi itu bukan hanya mengukuhkan media sosial yang diperlukan melainkan juga mematahkan salah satu lambang arogansi sosial. Jasa lain yang tidak boleh diabaikan adalah pembentukan organisasi rukun tetangga RT sebagai komunitas lokal yang mempersatukan segenap warganya tanpa memandang asal usul kesukubangsaan, golongan maupun latar belakang kebudayaannya. Konsep ketetanggaan inilah yang selanjutnya akan memainkan peranan penting dalam menciptakan arena sosial yang dapat menjamin kebutuhan akan rasa aman warganya, bebas dari kecurigaan dan prasangka kesukubangsaan, golongan maupun perbedaan itu kebebasan berkreasi perlu ditegakkan untuk memberdayakan masyarakat majemuk Indonesia yang mempunyai keanekaragaman kebudayaan. Dengan kebebasan berkreasi itu bukan hanya masyarakat Indonesia akan meningkat kemampuannya untuk bersaing dalam era globalisasi, melainkan juga dapat menghindarkan kecenderungan dominasi suku-suku bangsa dan kebudayaan-kebudayaan Indonesia lainnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan betapa sesungguhnya proyek pencetakan sejuta hektar sawah lahan gambut yang telah dibatalkan itu sesungguhnya dapat menjurus ke arah dominasi kebudayaan petani sawah dari Jawa yang dipaksakan kepada orang Dayak dan kebudayaannya yang dianggap kurang sesuai dengan arah dan Keanekaragaman BudayaSelain itu pengembangan model pendidikan yang menggunakan wacana multikultural sangat diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai pluralitas bangsa. Sikap simpati, toleransi dan empati akan tertanam kuat karena melalui pendidikan multikultural ini masyarakat menyadari adanya perbedaan sekaligus mengantarkan pada penghayatan nilai-nilai kebersamaan sebagai dasar dan pandangan hidup bersama. Pendidikan multikultural mampu mempertahankan simbol-simbol kebudayaan yang ada di tanah air sehingga masa depan bangsa akan berjalan sesuai karakter dan jati diri bangsa. Perlunya pengakuan kebudayan Indonesia yang tinggi dibanding kebudayaan asing lainnya merupakan simbol yang seharusnya dibangun untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa. Seiring dengan perkembangan globalisasi dunia, pendidikan multikultural sangat penting untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal yang tidak kalah menariknya dengan budaya kapitalisme yang ditawarkan di media-media Indonesia terdapat beragam budaya yang berbeda-beda. Melalui sebuah wacana kebudayaan nasional yang mengedepankan eksistensi budaya lokal merupakan salah satu usaha untuk menghargai perbedaan budaya yang ada. Melalui kebudayaan nasional inilah budaya lokalitas tetap tumbuh dan berkembang sebagai sebuah ciri khas masyarakat Indonesia. Salah satu solusi yang mampu memberikan pemahaman keberagaman dan persamaan dalam mengembangan budaya lokal yaitu pendidikan multikultural yang memandang semua budaya lokal sama tidak adanya kelompok dominan maupun kelompok inferior sehingga terbangun sebuah jembatan komunikasi yang mampu meredam disintegrasi ini tertuang dalam pasal 32 yang menyebutkan tentang pemerintah Indonesia memajukan kebudayaan nasional. Ini merupakan sebuah komitmen besar bangsa Indonesia untuk tetap memberikan penghargaan dan eksistensi kebudayaan daerah yang masih ada. Berbagai kemajemukan ini memerlukan sebuah alternatif penyelesaian agar ke depan tidak akan menimbulkan sebuah persoalan baru seperti konflik antar suku. Oleh karena itu suatu usulan pengembangan dalam kemajemukan Indonesia adalah42 Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program Bahasa 42 Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program BahasaSebagai negara yang terdiri dari berbagai elemen budaya yang berbeda memunculkan berbagai konflik dan ketegangan karena adanya berbagai perbedaan dalam segala hal seperti bahasa, kepercayaan, perilaku maupun ras. Ini memang menjadi tantangan dan tanggungjawab pemerintah Indonesia untuk mengembangkan konsep relativisme budaya yaitu persamaan dalam memandang kebudayaan sehingga mampu meminimalisir konflik.
Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya √ Tujuan dari pembelajaran pada sub bab ini yaitu supaya bisa menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya. Salah satu faktor yang menjadi penghambat proses integrasi kondisi masyarakat majemuk yang mempunyai aneka ragam kebudayaan. Mengapa hal tersebut demikian? Keanekaragaman kebudayaan di satu sisi memberikan kontribusi devisa negara jika ditinjau dari keunikan kebudayaan yang dikelola sebagai aset pariwisata, akan tetapi pada sisi yang lain amat rentan, sehingga terjadilah konflik sosial. Hampir seluruh negara-negara yang penduduknya heterogen selalu terjadi yang namanya konflik. Negara India, Filipina, termasuk juga di Indonesia, setiap waktu mudah untuk terjadi konflik sosial yang bernuansa SARA Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Untuk negara Jepang, salah satu negara maju yang ada di dunia, berada di kawasan Asia, adalah negara yang penduduknya memiliki kebudayaan yang homogen, sehingga dalam banyak hal memudahkan proses perencanaan dalam menyusun kebijaksanaan, karena tidak ada golongan tertentu yang merasa dirugikan atau diprioritaskan. Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI Kondisi yang rentan terjadinya konflik sebagai akibat dari masyarakat yang multikultural seperti di Indonesia ini, telah lama dirasakan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa. Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia melakukan Kongres Pemuda II dan dari konggres tersebut menghasilkan suatu kesepakatan bersama dalam bentuk Sumpah Pemuda. Pernyataan tersebut mempunyai tujuan yang mulia yaitu mewujudkan satu kesatuan bangsa Indonesia yang bulat dan utuh walaupun terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya. Semenjak awal, para pejuang bangsa Indonesia telah sadar bahwa kunci utama atas tercapainya kemerdekaan yaitu dengan persatuan. Sejarah telah memberi bukti, bahwa keberhasilan bangsa kolonial menguasai dan menjajah Indonesia dengan melakukan suatu politik adu domba atau dikenal dengan istilah devide et impera. Dengan melakukan pecah belah maka kekuatan sebesar apa pun dapat dilemahkan dan dihancurkan. Itulah yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia selama ratusan tahun. Demikan juga dalam usaha pemecahan persoalan akibat keberagaman budaya, kita harus bercermin pada sejarah, yaitu mengutamakan persatuan untuk mengatasi berbagai permasalahan. Disorganisasi dan disintegrasi sebagai buah perubahan kebudayaan hanya bisa diatasi dengan melakukan usaha persatuan. Untuk mendapatkan persatuan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dengan aneka ragam kebudayaan adalah dengan mengembangkan sikap toleransi dan juga dengan sikap empati pada diri setiap warga. Toleransi merupakan sikap tenggang rasa yang mempunyai tujuan untuk memberikan kebebasan kepada orang lain untuk menjalankan haknya. Sikap toleransi sangat bertolak belakang dengan sikap etnosentrisme yang melihat rendah kebudayaan yang lain. Dengan mempunyai sikap toleransi, menunjukkan luasnya pola pikir seseorang sekaligus menunjukkan pemahamannya tentang kondisi alam semesta yang sangat beraneka ragam ini. Sikap toleransi merupakan dasar utama bagi seseorang dalam membangun kehidupan yang penuh ketenangan di lingkungan masyarakat yang multikultural. Untuk bisa mempunyai sikap toleransi dibutuhkan pengendalian diri, sehingga tingkat kearifan dan kebijaksanaan seseorang dalam memandang lingkungannya merupakan suatu sistem yang saling membutuhkan. Untuk mengembangkan sikap toleransi, maka para pendiri bangsa Indonesia telah menetapkan lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila yang memiliki motto "Bhinneka Tunggal Ika". Dengan mempunyai sikap toleransi, maka keanekaragaman kebudayaan bukan lagi menjadi bentuk hambatan akan tetapi malah menjadi kekuatan potensial yang mendorong terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Adapun untuk sikap empati yaitu sikap yang menunjukkan turut merasakan apa yang dialami oleh orang lain, yaitu dengan cara mencoba menempatkan dirinya pada kondisi orang lain. Pada dasarnya sikap empati ditunjukkan dalam bentuk perasaan "senasib & sepenanggungan". Dengan mempunyai sikap empati, maka bukan hanya sekedar toleransi yang ditunjukkan dalam kehidupan masyarakat majemuk ini, akan tetapi juga semangat kegotongroyongan atau kerja sama tanpa memandang perbedaan yang ada. Sikap empati bangsa Indonesia yang majemuk ini terlihat pada sebagian dari masyarakat Indonesia pada saat tertimpa musibah/ bencana alam. Dahsyatnya tsunami yang menghancurkan daerah Aceh, serta gempa bumi yang memporakporandakan sebagian wilayah Jawa bagian selatan telah menggugah sikap empati masyarakat luas. Masyarakat memberi bantuan, ada pula yang melakukan gotong royong membangun kembali kawasan yang hancur akibat bencana alam, tanpa memerhatikan perbedaan yang ada. Seluruhnya secara bersama-sama dan merasa turut terpanggil untuk bisa membantu meringankan beban penderitaan sesamanya. Bahkan dari mancanegara yang jelas-jelas bukan bagian dari Indonesia turut serta memberikan contoh kepada kita semua bahwa mereka bersikap empati terhadap apa yang dialami bangsa Indonesia tersebut. Baca juga Budaya Lokal di Indonesia dan Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Lokal Itulah artikel antropologi yang berjudul Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya Pelajaran Antropologi SMA/ MA Kelas XI yang semoga bermanfaat.
Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan. Artikel kali ini akan membahas “tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya” ayo kita lanjutkan yahh. Untuk adik adik diharap untuk mengerjakan soal terlebih dahulu sebelum melihat jawaban dibawah ini. Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu orangtua serta guru untuk mengecek jawaban dari siswa tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan siswa dalam menemukan dan cross cek jawaban yang telah ada. setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya. Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan mengenai “tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya” Pertanyaan tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya Jawaban pemerintah melindungi dan menjaga keberagaman budaya dengan cara memperluas cakrawala budaya pada setiap wilayah dengan mengedepankan potensi mengadakan lomba lomba seni tari untuk setiap /antar kec,kab/ seni seni tradisional lainnya yang mengedepankan budaya indonesia Demikian penjelasan mengenai pertanyaan tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya. semoga dapat membantu.
tunjukan dengan sikap empati pemerintah terhadap keberagaman budaya